Banyak kawan yang bilang kalau cewek berjilbab lebih menggairahkan ketimbang cewek yang suka mempertontonkan paha mereka. Cewek berjilbab walaupun menutupi auratnya lebih menarik perhatian para lelaki bejat sehingga mereka mendekati dan merayu-rayu para wanita berjilbab ini sehingga wanita mau melepaskan jilbabnya tanpa alasan yang jelas.
Rayuan lelaki adalah ranjau dan cumbuan lelaki adalah tali yang mengikat erat tubuh wanita. Sekali wanita termakan rayuan dan cumbuan lelaki, mereka akan siap melakukan apa adanya, termasuk melepaskan jilbab mereka, bahkan melepaskan semua kain yang membaluti tubuh indah mereka.
Cewek berjilbab bisa saja bertelanjang bulat di hadapan lelaki yang belum menjadi suaminya.
Jika tidak demikian, para perempuan atau wanita berjilbab memang cenderung untuk mempertontonkan kemolekan tubuh mereka, sehingga walaupun mereka berjilbab, para cewek ini seperti telanjang. Jilbab cewek ini sebenarnya adalah bumbu-bumbu seks yang menjadikan imajinasi para lelaki semakin liar.
Tak sedikit perempuan atau cewek berjilbab yang terjerumus dalam seks bebas, cewek berjilbab melakukan seks diluar nikah bukan lagi hal asing di tengah banyaknya video mesum cewek berjilbab yang tersebar.
Walaupun memang tidak semua cewek berjilbab dapat dihubungkan dengan seks bebas. Seks memang kebutuhan biologis dan manusiawi, namun tetap ada golongan wanita berjilbab yang tetap teguh terhadap keyakinannya untuk menjaga dirinya agar tetap suci dan terhindar dari sentuhan lelaki sebelum mereka halal melakukan seks dan menikmatinya.
Berikut ini beberapa
cara Mudah Agar Wanita Berjilbab Mau Melepas Semuanya hingga Telanjang Bulat “Emang ada wanita yang suka telanjang di depan umum bos?”
“Tentu saja tidak ada. Semua orang yang beriman pasti punya malu. Kita akan tetap buat mereka berpakaian tapi seperti telanjang. Biar kujelaskan.” Si botak gondrong menghela napas dan mulai dengan sebuah pertanyaan, “Kira-kira apa alasan 40% perempuan itu tetap menutup auratnya?”
“Sebagian besar mereka sebenarnya sudah ingin membuka auratnya bos, tapi mereka terhalang beberapa hal.”
“Sebutkan yang pertama.”
“Penghalang pertama adalah orang tua yang menjaga mereka. Sebenarnya mereka benar-benar ingin menggunakan pakaian ketat dan melepas jilbabnya tapi selama masih ada orang tuanya pasti mereka tidak akan mampu melepasnya.”
“OK, kalau untuk masalah itu, kita tinggal bersabar saja 20 tahun lagi orang tuanya juga pasti mati, habis itu pasti mereka mulai menanggalkan pakaiannya. Lalu apa alasan kedua?”
“Ada sebagian perempuan yang malu membuka betisnya karena ada bekas luka dan kulitnya tidak semulus dan seputih teman-temannya.”
“Baiklah, nanti malam aku akan hubungi profesor untuk mencari formula pemutih kulit dan penghilang bekas luka supaya itu tak lagi menjadi masalah. Bahkan aku akan suruh dia mencari cara untuk garis-garis bekas melahirkan, Apa lagi alasan berikutnya?”
“Sebagian mereka berkutu, berketombe dan tidak pandai merawat rambutnya. Selain berjilbab karena agama mereka didorong lagi untuk berjilbab oleh para kutu dan ketombe itu.”
“Kalau itu sebenarnya kita sudah punya solusinya. Produk sampo zaman sekarang kan udah beragam tapi mungkin masih kemahalan ya. Nanti aku akan suruh kenalan kita yang punya pabrik sampo supaya dia menurunkan harga samponya di bawah standar. Perempuan kan mudah ditipu dengan kata “diskon”. Segera setelah mereka menggunakan sampo kita pasti mereka merasa percuma jika rambut indahnya itu tidak dipamerkan. Lanjut! Apa lagi alasan berikutnya?”
“Sebagian perempuan memang sadar bahwa kecantikan mereka itu milik suaminya kelak.”
“Oh, yang ini agak susah tapi aku ada ide. Gimana kalau kita suplai aja para pengrajin kosmetik dengan modal yang besar. Itu akan membuat kosmetik, alat kecantikan dan penghilang bulu menjadi tersebar luas. Dengan begitu mereka pasti berpikir kecantikan itu yang terpenting dan nomor satu.”
“Itu bagus juga tapi aku ada ide yang lebih bagus lagi bos! Kenapa tidak kita buat saja di TV itu sinetron yang semua pemainnya menonjolkan kecantikan! Dengan begitu mereka tidak akan berpikir bahwa keimanan itu yang paling penting!”
“Wah! Kamu pinter juga! Mereka pasti berramai-ramai berusaha tampil secantik-cantiknya di depan laki-laki.” Si Bos botak gondrong tertawa keras sekali lalu lanjut lagi, “kalau begitu aku akan menghubungi bang Andro juga, aku akan suruh dia produksi film porno sebanyak-banyaknya supaya setan dalam diri lelaki itu langsung aktif begitu ngeliat para perempuan setengah telanjang itu.”
“Kalau begitu aku akan urus yang perempuannya bos! Aku akan terus alihkan perhatian mereka dengan isu hak asasi dan kebebasan supaya mereka tidak sadar kalau aurat yang sudah mereka buka itulah penyebab dari semua masalah nafsu syahwat manusia di muka bumi ini.”
“Wah... wah... wah... pinter kamu! Syukurlah Tuhan menciptakan wanita. Jika tidak ada mereka, kurasa akan sangat sulit sekali menyesatkan manusia ini. Apa masi ada lagi perempuan di dunia ini yang gak pingin memamerkan kecantikannya?”
“Sayangnya masih ada sih bos. Beberapa perempuan kayaknya gak bisa digoda dengan cara apapun. Mereka udah bener-bener sadar dan taubat. Mereka tidak keluar rumah dengan niat supaya digodain laki-laki. Mereka bener-bener berjilbab, tak satu pun bentuk tubuhnya bisa terbayang dari luar.”
“WADUHHH!!! Kok bisa masih ada ya?”
“Gak tahu sih bos, kayaknya mereka udah sadar banget kalau kitalah yang menaikkan harga jilbab-jilbab yang tebal dan lebar itu. Kalau dia sih mikirnya: harga yang harus ia bayar untuk jilbab yang menjaganya itu sama aja mahalnya dengan semua kosmetik yang harus ia beli untuk memamerkan auratnya. Jadi mereka lebih memilih jilbab ketimbang kosmetik. Sepertinya mereka juga sadar, kosmetik cuma akan mengundang perhatian laki-laki yang jagonya cuma suit-suit doang, sementara jilbab yang asli akan membuat laki-laki baik, serius dan setia datang langsung pada orang tua mereka.”
“Astagfirullah! Padahal usaha kita kurang keras apa ya? Kok bisa masih ada yang lolos kayak gitu sih...”