|
Kain songket Palembang |
Siapa yang tidak kenal Palembang, kota yang sejak dulu telah dikernal dengan perniagaannya, para pedagang dari Tiongkok misalnya, datang membawa kain sutera sedangkan pedagang India membawa benang emas dan perak ke kota ini. Kedua bahan itu kemudian digabungkan oleh tangan-tangan terampil para gadis Palembang.
Mereka menenunnya di pedesaan hingga menghasilkan kain tenun yang mencirikan kebudayaaan Melayu. Kain itu kemudian dikenal dengan nama Songket yang menjadi kain khas Palembang yang tersohor di Pulau Sumatera, Semenanjung Malaka hingga pelosok tanah air bahkan mancanegara. Selanjutnya, Songket bukan cuma menjadi kain tenun khas Palembang melainkan juga kain tenun khas Melayu.
Songket Palembang sudah tersohor keindahannya. Kain hasil tenunan halus ini memiliki ciri khas berupa motif benang emas dan perak yang variatif serta warna yang indah. Siapapun gadis Palembang yang mengenakannya, terlihat bertambah cantik.
Pembuatan kain tenun Songket ini menggunakan seperangkat alat tenun yang disebut Dayan melalui tahapan yang rumit. Sebelum ditenun, benang sutra yang awalnya berwarna putih dilakukan proses pewarnaan terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan tahap pencukitan yang mirip dengan proses streamin dalam penyulaman sesuai pola corak dan motif yang sudah didesain. Baru kemudian penenunan dimulai. Seluruh proses dapat memakan waktu hingga tiga bulan untuk mendapatkan kain songket yang halus.
Alat tenunnya yang berbahan dasar kayu ada berbagai macam. Masing-masing memiliki nama dan fungsi tersendiri seperti dayan, beliro, pelipir, penyincing, tuju bilang, chacha, suri (sisir) buluh bambu, apit, dan pur.Tak hanya perangkat peralatan dan tahapan pembuatannya yang rumit, dalam pola corak warna dan motif benang emasnya pun juga banyak macamnya. Setiap bentang kain ada 4 bagian yaitu pinggiran, tumpal, tengah, dan tretes untuk ujung siku kain. Setiap bagiannya itu motifnya berbeda. Bahkan di bagian Tumpal terdapat 4 jenis motif yaitu ombak, rumpak, carebung, dan tawur. Begitu juga di bagian tengah ada beberapa macam, seperti lepus, tabor, limar, dan bungo Cino.
Bagi sebagian orang yang memiliki atau menggunakan Songket mempunyai gengsi tersendiri, sebab bisa menunjukkan martabat pemakainya. Oleh karena itu kain ini oleh pemiliknya tetap dijaga dengan baik bahkan dijadikan koleksi hingga kemudian diwariskan ke anak-cucu. Semakin tua umur Songket Palembang, semakin mahal harganya.